Sabtu, 05 Maret 2011

PUNOKAWAN PROTES (Kalau didengar)


Kang Petruk sibuk muter ke RT, RW, Kelurahan katanya sich ngurus surat pengantar untuk buat SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian). Beberapa waktu yang lalu si Gareng juga sering dipusingkan saat proses pembuatan surat yang disebut SKKB (Surat Keterangan Kelakuan Baik). Begitu juga si tambun pendek si Bagong. Dia harus rela antri seharian di Polsek dekat rumahnya yang hanya dipisah oleh got kecil dan toilet umum. Bagong mendapat perlakuan khusus dan sepertinya kesulitan mendapatkan surat yang diminta gara-gara pernah dilaporkan tetangganya mencuri jemuran.
Sebuah layang yang sepertinya memang sudah umum dijadikan persyaratan untuk bisa gabungan kerja di sebuah perusahaan atau lembaga yang bias ngasilin duwit… Entah bisa ketrima apa gak, nyatanya persyaratan itu sepertinya menjadi menu wajib dalam mengemis kerjaan…
Petruk ngempet, Mas Gareng ngedumel, Bagongpun mesoh…
“Gimana ndak mangkel Kang??? Kita mau nglamar ke pabrik kecil itu aja harus ngurus surat-surat tetek-mbengek belom tentu juga kita ketrima eh….. denger-denger yang jadi pejabat di atas sana banyak yang mantan napi??? Mana kasusnya bisa di bilang mega-kasus lagi… hemmmm ancene Jan-(SENSOR)-uuk….” Bagong yang sedari tadi uring-uringan disela istirahatnya dari bersihin got depan rumahnya dengan personil punokawan yang lainnya.
“Iya Truk..masak mereka koq fine-fine aja??? Kayak gak dipersoaalkan setatus kebersihan mereka dari pelanggaran hokum??? Apa ada undang-undang yang menyatakan bahwa orang terlanjur kaya itu tak pernah bersalah dan gak bisa dipersalahkan ya???” Gareng sembari makan ketela goring ternyata ikut nimbrung komentar.
“Hemmmm embohlah Gong, Kang Gareng… mau jadi apa negeri ini. Lihat saja banyak sekali manusia serakah yang tahu malu. Lihat tuh Prabu Nurdin Pelid. Udah jadi raja di PSSI selama dua periode, gak ada prestasi babar pisan, di sela-sela kepemimpinannya juga terlibat kasus. Kini di saat rakyat pecinta Sepak bola menghendaki dia turun eh… malah seenak udelnya. Malah tingkahnya semakin lucu. Kayaknya sakti bener ya dia???” Petruk menimpali.
“Ini ada apa to Le koq ribut-ribut??? Serius lagi… gak biasanya kalian begini???” Tiba-tiba Mbah Semar muncul dari balik jemuran selendang yang berjejer itu.
“Itu lho pak bahas ngomongin pejabat yang kebal hukum, gak punya malu, serakah lagi… kayak Negara ini punya moyangnya aja???” jawab Bagong masih mbesengut.
“Wes ta Le… orang-orang macam kita ini gak usah terlalu ribet mikirin mereka… sukurlah kita di sini masih bisa ketawa, bercanda… lha mereka meskipun kaya tapi hidupnya diliputi masalah terus…” kata Mbah semar bijak meski mimik kecewanya gak bisa disembunyiin.
“walah mereka itu pancen Kampret semua Pak… Jan-(SENSOR)-uK…Wedus Kabeh…” Trio Petruk, Gareng dan Bagong serempak mesoh-mesoh sembari ninggalin Mbah Semar yang kaget oleh perilaku anak-anak asuhnya yang tak biasa itu…..(www.bocahetawang.blogspot.com)

Tidak ada komentar: